Selasa, 28 Agustus 2012

Pahlawan Devisa dan Terminal 3 Soekarno Hatta

         Bila anda pernah mendengar berita atau melihat sendiri tentang sebuah tempat penting di negeri ini yaitu Bandara Soekarno Hatta, yang mana bandara ini adalah salah satu bandara terbesar dan satu satunya bandara yang setiap hari menerima kedatangan penumpang yang tidak hanya dari dalam negeri tapi bahkan penumpang dari luar negeri.

Jika para penumpang dari luar negeri, utamanya para wisatawan atau para pejabat pemerintahan yang bertugas di suatu negara, mereka akan melewati sebuah terminal kedatangan yaitu terminal 2.

Dan, inilah para penumpang yang lebih diutamakan oleh pemerintah, bahkan mereka mendapat sebutan istimewa yaitu Pahlawan Devisa, mereka bila pulang ke tanah air dan mendarat di Bandara Soekarno Hatta akan melewati sebuah terminal khusus untuk TKW dan TKI, yaitu terminal 3.

Bahkan, Pengkhususan ini sudah sejak lama berlaku, bahkan dikhususkan nya para TKW melewati terminal 3 ini menjadi suatu realita yang sangat banyak kisah kisah yang terjadi didalamnya.

Terminal 3 menjadi momok menakutkan bagi para buruh yang baru datang dari bekerja diluar negeri. Bahkan di terminal 3 ini banyak terjadi kejadian yang memiriskan. Sering para penumpang dimintai uang, dibentak-bentak, dimintai barang yang mereka bawa, bahkan para petugas di terminal 3 bertindak semena-mena kepada para buruh yang baru berdatangan ini.

Miris...

Nelongso...

Setelah pemerintahan berganti para punggawanya, tak urung menteri tenaga kerja yang membidangi tentang para buruh ini pun berganti pula. Dan digantinya menteri tenaga kerja yang baru pun diberlakukan berbagai perubahan disegala sudut.

Tentang nasib terminal 3 pun menjadi sorotan utama oleh Menakertrans. Semenjak mendapat masukan dari berbagai pihak maka terminal kedatangan untuk para buruh khususnya buruh dari Hong Kong dan Taiwan mulai tahun ini diberlakukan lain. Bukan melewati terminal 3 tapi melewati terminal 2 seperti kebanyakan penumpang yang non buruh.

Tapi, apakah cukup sampai disitu masalahnya? Tentu setelah beberapa perubahan yang terjadi ini nyatanya kejadian serupa di terminal 3 pun terjadi di terminal 2.

Dan, mengapa hanya khusus buruh dari Hong Kong dan Taiwan saja yang melewati terminal 2? Kenapa dengan buruh buruh dari negara lain tidak melewati terminal 2 juga? Membaca pertanyaan serupa dikoran, pak menteri bilang karena para buruh dari Hong Kong dan Taiwan sudah benar benar siap...

Saya tersenyum membaca jawaban yang dilontarkan oleh pak menteri tersebut. Lagi lagi miris...

Mengapa dengan kedatangan para buruh saja juga musti dibedakan?

Tak ayal, hal ini menjadi pernyataan pro dan kontra oleh beberapa pihak. Banyak organisasi buruh di Hong Kong yang mengecam akan perubahan ini.

Jika semestinya perubahan yang terjadi menjadi lebih baik, ini justru menjadi semakin buruk...

Dimana janji janji yang bapak menteri terhormat anda utarakan beberapa waktu lalu??

Segala perubahan yang ada diharapkan akan melindungi para buruh yang sudah memeras keringat di negeri sebrang, jika devisa yang dihasilkan para buruh ini melampaui devisa non migas, dimana peran pemerintah terhadap para buruh ini?

Dan apa layak jika mereka mendapat julukan Pahlawan Devisa yang mana perlindungan hukum pun tidak ada? Lebih baik julukan itu diabaikan saja.

Kami berharap, perubahan dari terminal kedatangan 3 ke terminal kedatangan 2 menjadi sebuah berita gembira oleh para buruh migran. Tentunya perubahan tersebut juga meliputi segala sistim yang ada mulai dari pembenahan berbagai hal, mengolah SDM terutama para petugas yang benar benar melayani sepenuh hati dan benar benar menjalankan tugas mereka. Tak ada embel-embel materi atau apapun...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar