Kamis, 23 Agustus 2012

Hong Kong : Victoria Park & Seni Berjualan Ala BMI

  Pernahkah anda mendengar nama Victoria Park yang lokasinya berada di negara Hong Kong? Mungkin anda pernah melihat sekilas beritanya di televisi tanah air atau bahkan mendengar cerita langsung dari teman-teman anda yang sudah menjejakkan kaki di negerinya Jackie Chan tersebut. Nama Victoria Park bagi kebanyakan para perantau dari Indonesia (BMI-Buruh Migran Indonesia) yang bekerja di negeri beton memang sudah tidak asing lagi. Bahkan pernah dimuat di koran berbahasa Indonesia terbitan Hong Kong mengulas nama taman ini dengan sebutan ''Kampung Jawa-nya'' orang Indonesia. Karena mayoritas yang datang ke taman ini adalah orang Indonesia yang berasal dari pulau Jawa & berbahasa Jawa pula.

  Ada apa sebenarnya di Victoria Park tersebut ? Bagi anda yang belum mendengar nama taman ini pasti menjadi semakin bertanya-tanya, Apa sih istimewanya Victoria Park itu bagi
perantau dari Indonesia?

  Victoria Park merupakan sebuah taman di tengah kota yang terletak di kawasan padat Causeway Bay Hong Kong. Taman ini banyak ditumbuhi berbagai pohon perdu yang ada di sekelilingnya. Di seberang jalan raya yang menghubungkan Causeway Bay-North Point berdiri megah sebuah perpustakaan terlengkap yang ada di negara Hong Kong yaitu Hong Kong Central Library. Sudah sejak lama Victoria Park menjadi tempat favorit & berkumpulnya para perantau dari Indonesia ketika hari Ahad liburan. Tak dipungkiri tempat-tempat selain Victoria Park pun menjadi tujuan para perantau tersebut.

  Dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya para perantau dari Indonesia yang bekerja di Hong Kong, Maka semakin beragam pula aktivitas mereka ketika mengunjungi taman Victoria. Dari sekedar duduk-duduk ngobrol dengan teman yang dikenalnya, Ada juga aktivitas lainnya yang bahkan menjadi sumber penghasilan tambahan bagi para perantau dari Indonesia yaitu berjualan beragam makanan & minuman ala tanah air. Selain itu mereka juga menyediakan kartu telepon bahkan sampai ada yang menjadi tukang pijat dan berjualan baju muslim & pernak-pernik muslim lainnya. ditambah lagi saat ini semakin banyak berdiri organisasi-organisasi yang semakin menjamur jumlahnya, Dari mulai majelis taklim sampai dengan organisasi yang fokus pada perburuhan.

  Ketika seorang perantau sudah menerima & menandatangani sebuah kontrak kerja, Itu berarti jenis pekerjaan pada calon majikan juga sudah tertulis dengan jelas di lembar kontrak kerja tersebut. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, Banyak perantau dari Indonesia yang ''nyambi berjualan'' di Victoria Park. Sebenarnya ini sangat dilarang keras oleh pemerintah Hong Kong itu sendiri. Bahkan di setiap Ahad-nya, Banyak petugas Imigrasi yang berpakaian resmi & tak resmi berkeliaran keliling dari sudut taman yang satu ke sudut taman yang lain untuk mengecek apakah masih ada para perantau dari Indonesia berjualan di Victoria Park.

  Dari pengamatan yang terkadang saya lakukan sambil lalu ketika mengunjungi taman ini, Saya bisa menilai dengan baik betapa rapinya jaringan para penjual tak resmi tersebut. Dipastikan ada ratusan para perantau yang nyambi berjualan, Akan tetapi mereka seolah bisa mengetahui kedatangan para petugas imigrasi atau biasa mereka sebut dengan julukan ''Pakdhe'' saat datang ke Victoria Park.

  Sebelum para petugas imigrasi mengecek di setiap bagian yang menjadi tempat mangkalnya para penjual tersebut, Mereka melayani pembeli dengan senang hati yang datang hilir mudik datang & pergi. Ketika dari kejauhan para petugas imigrasi berbondong-bondong datang, Satu persatu para penjual itu memberitahukan secara berantai kepada para penjual yang lain.

''Ada Pakdhe...Ada Pakdhe...!!''

  Begitulah mereka serempak saling memberitahukan satu dengan yang lainnya. Sekonyong-konyong para penjual pun membereskan barang dagangannya ke dalam tas besar & koper yang mereka taruh di samping tempat duduk mereka. Seolah tak terjadi apa-apa para penjual tersebut duduk ngobrol dengan teman di sekitarnya. Rapi, Sangat jeli, Insting yang kuat, & terkendali. Begitulah seni berjualan para perantau dari Indonesia yang berjualan di Victoria Park.

  Sungguh, Saya benar-benar kagum akan kegigihan mereka...

  Demi mencari tambahan sesuap nasi ibaratnya, Selain dari gaji yang mereka terima dari majian di tiap bulannya untuk dikirimkan pada keluarga. Para perantau itu rela berjualan meski resiko buruk & dampak yang menyedihkan akan mereka terima. Dipulangkan ke Indonesia atau di PHK mendadak oleh majikan, Bahkan ada yang sampai di penjara.

  Hong Kong tak melulu pergaulan negatif yang terlihat, Ibarat nila setitik rusa susu sebelanga. Ada banyak perempuan-perempuan perkasa yang  bergelut pada kerasnya roda kehidupan di negeri beton tempatnya, Dan mereka para perantau yang rela berjualan itulah salah satu diantaranya.


Salam hangat dari negeri beton

Tidak ada komentar:

Posting Komentar