Pernahkah anda mendengar nama Victoria Park
yang lokasinya berada di negara Hong Kong? Mungkin anda pernah melihat
sekilas beritanya di televisi tanah air atau bahkan mendengar cerita
langsung dari teman-teman anda yang sudah menjejakkan kaki di negerinya
Jackie Chan tersebut. Nama Victoria Park bagi kebanyakan para perantau dari Indonesia (BMI-Buruh Migran Indonesia)
yang bekerja di negeri beton memang sudah tidak asing lagi. Bahkan
pernah dimuat di koran berbahasa Indonesia terbitan Hong Kong mengulas
nama taman ini dengan sebutan ''Kampung Jawa-nya'' orang Indonesia.
Karena mayoritas yang datang ke taman ini adalah orang Indonesia yang
berasal dari pulau Jawa & berbahasa Jawa pula.
Ada apa sebenarnya di Victoria Park tersebut ? Bagi anda yang belum mendengar nama taman ini pasti menjadi semakin bertanya-tanya, Apa sih istimewanya Victoria Park itu bagi perantau dari Indonesia?
Victoria Park merupakan sebuah taman di tengah kota yang terletak di kawasan padat Causeway Bay Hong Kong. Taman ini banyak ditumbuhi berbagai pohon perdu yang ada di sekelilingnya. Di seberang jalan raya yang menghubungkan Causeway Bay-North Point berdiri megah sebuah perpustakaan terlengkap yang ada di negara Hong Kong yaitu Hong Kong Central Library. Sudah sejak lama Victoria Park
menjadi tempat favorit & berkumpulnya para perantau dari Indonesia
ketika hari Ahad liburan. Tak dipungkiri tempat-tempat selain Victoria Park pun menjadi tujuan para perantau tersebut.
Dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya para perantau dari Indonesia yang bekerja di Hong Kong,
Maka semakin beragam pula aktivitas mereka ketika mengunjungi taman
Victoria. Dari sekedar duduk-duduk ngobrol dengan teman yang dikenalnya,
Ada juga aktivitas lainnya yang bahkan menjadi sumber penghasilan
tambahan bagi para perantau dari Indonesia yaitu
berjualan beragam makanan & minuman ala tanah air. Selain itu
mereka juga menyediakan kartu telepon bahkan sampai ada yang menjadi
tukang pijat dan berjualan baju muslim & pernak-pernik muslim
lainnya. ditambah lagi saat ini semakin banyak berdiri
organisasi-organisasi yang semakin menjamur jumlahnya, Dari mulai
majelis taklim sampai dengan organisasi yang fokus pada perburuhan.
Ketika seorang perantau sudah menerima & menandatangani sebuah
kontrak kerja, Itu berarti jenis pekerjaan pada calon majikan juga sudah
tertulis dengan jelas di lembar kontrak kerja tersebut. Akan tetapi
seiring berjalannya waktu, Banyak perantau dari Indonesia yang ''nyambi
berjualan'' di Victoria Park.
Sebenarnya ini sangat dilarang keras oleh pemerintah Hong Kong itu
sendiri. Bahkan di setiap Ahad-nya, Banyak petugas Imigrasi yang
berpakaian resmi & tak resmi berkeliaran keliling dari sudut taman
yang satu ke sudut taman yang lain untuk mengecek apakah masih ada para
perantau dari Indonesia berjualan di Victoria Park.
Dari pengamatan yang terkadang saya lakukan sambil lalu ketika
mengunjungi taman ini, Saya bisa menilai dengan baik betapa rapinya
jaringan para penjual tak resmi tersebut. Dipastikan ada ratusan para
perantau yang nyambi berjualan, Akan tetapi mereka seolah bisa
mengetahui kedatangan para petugas imigrasi atau biasa mereka sebut
dengan julukan ''Pakdhe'' saat datang ke Victoria Park.
Sebelum para petugas imigrasi mengecek di setiap bagian yang menjadi
tempat mangkalnya para penjual tersebut, Mereka melayani pembeli dengan
senang hati yang datang hilir mudik datang & pergi. Ketika dari
kejauhan para petugas imigrasi berbondong-bondong datang, Satu persatu
para penjual itu memberitahukan secara berantai kepada para penjual yang
lain.
''Ada Pakdhe...Ada Pakdhe...!!''
Begitulah mereka serempak saling memberitahukan satu dengan yang
lainnya. Sekonyong-konyong para penjual pun membereskan barang
dagangannya ke dalam tas besar & koper yang mereka taruh di samping
tempat duduk mereka. Seolah tak terjadi apa-apa para penjual tersebut
duduk ngobrol dengan teman di sekitarnya. Rapi, Sangat jeli, Insting
yang kuat, & terkendali. Begitulah seni berjualan para perantau dari
Indonesia yang berjualan di Victoria Park.
Sungguh, Saya benar-benar kagum akan kegigihan mereka...
Demi mencari tambahan sesuap nasi ibaratnya, Selain dari gaji yang
mereka terima dari majian di tiap bulannya untuk dikirimkan pada
keluarga. Para perantau itu rela berjualan meski resiko buruk &
dampak yang menyedihkan akan mereka terima. Dipulangkan ke Indonesia
atau di PHK mendadak oleh majikan, Bahkan ada yang sampai di penjara.
Hong Kong tak melulu pergaulan negatif yang terlihat, Ibarat nila
setitik rusa susu sebelanga. Ada banyak perempuan-perempuan perkasa
yang bergelut pada kerasnya roda kehidupan di negeri beton tempatnya,
Dan mereka para perantau yang rela berjualan itulah salah satu
diantaranya.
Salam hangat dari negeri beton
Tidak ada komentar:
Posting Komentar